Jumat, 17 Februari 2012

Situbondo, Persaudaraan yang tak mengenal tempat membawa banyak hal hanyut mengundang musibah


         Siapa yang tak mengenal Kabupaten Situbondo selain dikenal sebagai kota santri di Jawa Timur, Situbondo juga sempet eksis di ranah publik. Beberapa tahun silam, Situbondo sempat disoroti media akibat banjir bandang yang melumpuhkan kota selama sepekan. Tentu, menggemparkan! Malam yang diguyur hujan saat itu, tiba tiba mandatangkan arus air yang mampu menerjang rumah-rumah dan lahan warga, Otomatis kegiatan belajar mengajar dan pemerintahan kabupaten lumpuh total. Parah memang! Namun science journalist sempat menelusuri apa penyebab terjadinya banjir ini. Banyak pendapat masyarakat yang mengatakan bahwa banjir tersebut terjadi akibat pasokan air kiriman dari Kabupaten bondowoso. Bolehlah kita percaya, namun apa dari masyarakat Situbondo sebenarnya sudah cukup benar mengatakan hal demikian? Tidak. Kami menyoroti faktor lain yang datang dari kebiasaan masyarakat.



kegiatan warga di sungai Dawuhan Situbondo

Sampah rumah tangga menumpuk di sisi sungai

Limbah rumah tangga



Statemen bahwa keberadaan sampah berhubungan besar terhadap terjadinya banjir memang tidak salah. Kebiasaan tersebut terjadi hampir di setiap sudut kota Situbondo ,khususnya pada sungai – sungai kabupaten ini.  


Masyarakat di daerah ini memiliki kebiasaan menggunakan media sungai secara masal setiap harinya, mulai dari sekedar mandi,mencuci piring,mencuci pakaian, menggosok gigi,bersuci,membuang sampah,kencing, buang air besar,membuang limbah  industri. Kebiasaan buruk ini akan sangatlah kompleks karena masyarakat melakukannya setiap hari tanpa absen. Fenomena ini lebih menggelitik ketika kami menemukan banyak tanggapan yang menyatakan bahwa air mengalir merupakan air yang suci untuk digunakan dan dengan bersama sama melakukan aktifitas di sungai dapat menjalin rasa kekeluargaan antar warga. Apakah sesimpel itukah? sungguh  ironis. Lebih dari 100 warga (sample daerah Dawuhan ,Situbondo) masih menggunakan sungai di daerahnya setiap harinya. Padahal jutaan bahkan tak terhitung mikroorganisme di dalamnya sudah pasti mengundang penyakit yang merugikan. Apa yang didapat dari ketergantungan terhadap sungai? Kekeluargaan untuk berbondong-bondong beraktifitas di sungai? Atau supaya irit air bersih? Kalo nanti banjir? Barang barang hanyut?atau Terserang penyakit? Apa irit namanya? Tidak! . Untuk Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Situbondo, ayolah kita bersama ubah dan kembangkan pola pikir bersama. Situbondo Bisa! (Bentuk peduli kami, Science Journalist Team Situbondo 2012 untuk Situbondo)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Reviews